Halo pembaca,
Masjid Heidelberg sendiri tidak terlihat kasat mata seperti sebuah masjid dari luar. Sederhana namun nyaman, itulah konsep dari masjid ini. Satu yang menjadi catatan saat ke masjid ini, bahwa tempat wudhu dan masjidnya tidak disambungkan dengan lorong, yang berarti ada ruangan terbuka yang membuka kemungkinan kena angin dan suhu dingin luar. Sehingga saat musim dingin, lantai akan menjadi sangat dingin juga. Aku sendiri sangat menyarankan untuk mebawa sendal atau malah sudah wudhu dari rumah.
Oh iya, jumatan di Jerman sendiri tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Hanya saja, karena waktu dzuhur nya berbeda, maka saat itu khutbah baru dimulai pada jam setengah 1 siang. Dan khutbahnya itu *kalau menurutku lho ya* jauuuhh lebih lama dibandingkan di Indonesia. Dan jujur saja aku sering ngantuk kalau lagi khutbah, karena bener bener ga mudeng sama khutbahnya karena pakai bahasa Arab dan intonasinya menurutku hanya datar (enggak seperti di Indonesia yang ada penekanan-penekanan di bagian tertentu).
Tapi, yang aku suka dari jumatan di sini, itu benar benar peka sama orang asing dan bahkan orang Jerman yang beragam Islam juga. Masjid ini nyediain sejumlah headphone yang jumlahnya cukup banyak. Dan ga tanggung tanggung, merk headphonenya Sony. Headphone ini tersambung sama seorang penerjemah yang akan menerjemahkan khutbah menjadi bahasa Jerman.
Orang disini juga sangat terbiasa untuk sholat menggunakan kaos kaki. Kenapa? Karena menurut mereka telapak kaki itu penuh dengan kotoran dan bakteri. Sehingga disini, demi menjaga kebersihan, lebih sering pakai kaos kaki. Selebihnya? Sama seperti di Indonesia.
Setelah shalat Jumat ada semacam "kantin" yang menurutku murah meriah, hanya dengan 3 euro, kalian sudah bisa makan kenyang disini. Tapi sayangnya, disini tidak ada minum. Jadi lebih disaranin untuk bawa minum juga dari rumah. Apalagi kalau bawa teh panas pakai termos, dijamin syahdu. :D
Oke deh, itu dulu dariku untuk postingan tentang bagaimana rasanya shalat jumat berjamaah di Heidelberg, Jerman. Terima kasih telah membaca postingan singkatku.
Ada saran apa yang harus aku ceritakan di postingan berikutnya? Atau ada kritik tentang postingan ini? Jangan sungkan untuk menyampaikannya di kolom komentar. :D
kali ini aku akan bercerita sedikit tentang pengalamanku sholat Jum'at berjamaah di Jerman. Sebenarnya ini adalah pengalaman pertama saya sholat Jum'at di Jerman.
Pada tanggal 14 Desember 2018, aku dan 5 temanku menuju ke salah satu masjid yang ada di daerah Eppelheim, namanya Masjid Heidelberg. Untuk kesana dari Bismarckplatz, kita bisa naik trem jalur 22 dan turun di Kranichweg/Stoz. Kemudian kita berjalan sedikit
Untuk denah lokasinya di Google Mapsnya seperti ini:
Pada tanggal 14 Desember 2018, aku dan 5 temanku menuju ke salah satu masjid yang ada di daerah Eppelheim, namanya Masjid Heidelberg. Untuk kesana dari Bismarckplatz, kita bisa naik trem jalur 22 dan turun di Kranichweg/Stoz. Kemudian kita berjalan sedikit
Untuk denah lokasinya di Google Mapsnya seperti ini:
Masjid Heidelberg sendiri tidak terlihat kasat mata seperti sebuah masjid dari luar. Sederhana namun nyaman, itulah konsep dari masjid ini. Satu yang menjadi catatan saat ke masjid ini, bahwa tempat wudhu dan masjidnya tidak disambungkan dengan lorong, yang berarti ada ruangan terbuka yang membuka kemungkinan kena angin dan suhu dingin luar. Sehingga saat musim dingin, lantai akan menjadi sangat dingin juga. Aku sendiri sangat menyarankan untuk mebawa sendal atau malah sudah wudhu dari rumah.
Oh iya, jumatan di Jerman sendiri tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Hanya saja, karena waktu dzuhur nya berbeda, maka saat itu khutbah baru dimulai pada jam setengah 1 siang. Dan khutbahnya itu *kalau menurutku lho ya* jauuuhh lebih lama dibandingkan di Indonesia. Dan jujur saja aku sering ngantuk kalau lagi khutbah, karena bener bener ga mudeng sama khutbahnya karena pakai bahasa Arab dan intonasinya menurutku hanya datar (enggak seperti di Indonesia yang ada penekanan-penekanan di bagian tertentu).
Tapi, yang aku suka dari jumatan di sini, itu benar benar peka sama orang asing dan bahkan orang Jerman yang beragam Islam juga. Masjid ini nyediain sejumlah headphone yang jumlahnya cukup banyak. Dan ga tanggung tanggung, merk headphonenya Sony. Headphone ini tersambung sama seorang penerjemah yang akan menerjemahkan khutbah menjadi bahasa Jerman.
Orang disini juga sangat terbiasa untuk sholat menggunakan kaos kaki. Kenapa? Karena menurut mereka telapak kaki itu penuh dengan kotoran dan bakteri. Sehingga disini, demi menjaga kebersihan, lebih sering pakai kaos kaki. Selebihnya? Sama seperti di Indonesia.
Setelah shalat Jumat ada semacam "kantin" yang menurutku murah meriah, hanya dengan 3 euro, kalian sudah bisa makan kenyang disini. Tapi sayangnya, disini tidak ada minum. Jadi lebih disaranin untuk bawa minum juga dari rumah. Apalagi kalau bawa teh panas pakai termos, dijamin syahdu. :D
Oke deh, itu dulu dariku untuk postingan tentang bagaimana rasanya shalat jumat berjamaah di Heidelberg, Jerman. Terima kasih telah membaca postingan singkatku.
Ada saran apa yang harus aku ceritakan di postingan berikutnya? Atau ada kritik tentang postingan ini? Jangan sungkan untuk menyampaikannya di kolom komentar. :D
Sholat Jumat Berjamaah di Heidelberg, Jerman
Reviewed by Yudhstira Arief Wibowo
on
Februari 03, 2019
Rating:

Tidak ada komentar: